Your Ad Here

Jumat, 15 Agustus 2008

Barzanji JAMURO Surakarta

Rekaman pembacaan Barzanji oleh JAMURO Surakarta (Jamaah Muji Rosul, Surakarta).

4 komentar:

BLOGGER AVIN mengatakan...

Assalamu'alaikum....
Subhanallah sungguh indah dan bikin hati nyes adem...

Aku adalah pecinta JAMURO tapi aku ingin mengerti Sejarah berdirinya JAMURO di Surakarta ini, Mohon kejelasannya ya....???
trimakasih
JAMURO TETAP BERJAYA
Wassalamu'alaikum

Anonim mengatakan...

Ada kesenangan ada kebanggaan terlihat kekompakan tapi juga ada tanda tanya didalam hati: Kalo yang disuruhkan ke kita di surat ALFA TIHAH itu "SEGALA PUJIAN BAGI ALLOH" apa ga sebaiknya kita pake nama JAMAAH MUJI ALLOH gitu gihhhhh..... maaf saya hamba dhoif

Unknown mengatakan...

alhmdllh. sy jg salah satu penggemar jamuro. monggo d buka tfsir ibnu katsir tntang tafsirnya surat alfatihah. dktakan bhwasanya puji kpda allh itu ada 4 kategori yaitu: puji allah kpda allh sndri, puji allh kpda makhluq, puji makhluq kpda allh, puji makhluq kpda makhluq. nah, kita memuji rasul itu trmsuk puji makhluq trhdap ssma makhluq, yg hakikatnya kita memuji allh, sprti halnya kita memuji kebaikan atau prestasi org lain. trmksh. ahmad.

Konveksi mengatakan...

saya juga penggemar jamuro
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamiin

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. Puji ada 4 macam, yaitu :

1. Qodim ala Qodim : pujian Allah kepada Allah sendiri sendiri. Contohnya banyak kita jumpai di Alqu’an, semisal :

(Qs. Al Baqoroh : 30) إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Sesungguhnya Aku lebih tau apa yang tidak kalian ketahui”

2. Qodim ala hadits : pujian Allah kepada mahluknya. Contohnya dalam ayat :

(Qs. Al Qolam : 4) وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيم

“Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar di atas budi pekerti yang luhur”

3. Hadits ala Qodim : pujian mahluk kepada Allah. Sebagai umat Islam tentunya harus sering melakukan ini. Semisal ucapan kita “Ya Allah.. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penyayang”.

4. Hadits ala hadits : pujian mahluk kepada mahluk lainnya, seperti ucapan kita kepada kerabat kita “Kamu baik banget” atau semisal “Tambah cantik kamu sekarang” atau mungkin “Indah sekali pelanginya” dan sebagainya.

Dan segala puji di atas hanyalah milik Allah. Qodim ala Qodim, hadits ala Qodim milik Allah karena memang jelas pujian tersebut teruntuk Allah. Qodim ala hadits, hadits ala hadits juga milik Allah karena dengan memuji suatu karya berarti memuji penciptanya. Bila kita mengatakan “Keren ni lukisan” maka hakikatnya kita memuji seniman yang telah membuat lukisan tersebut.

Yang menarik di sini adalah pujian Allah kepada Nabiyyuna Muhammad SAW yang telah tersebut di atas yaitu :

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيم

Pada Ayat tersebut sangat nampak betapa Allah bersungguh-sungguh dalam memuji mahluknya yang bernama Muhammad tersebut. Dalam Ayat tersebut Allah mengukuhkan pujian dengan Inna (sesungguhnya). Tidak hanya Inna, bahkan Allah menambah huruf pengukuh lain yaitu lam yang artinya “benar-benar”. Dua huruf pengukuhan dalam satu kalimat ini menunjukkan bahwa lafadl yang setelahnya disebutkan merupakan hal yang nyata adanya.

Allah juga menggunakan perangkat I’rob Jer berupa ala (di atas). Ini menunjukkan bahwa sesuatu dari Muhammad berada di atas di bandingkan mahluk-mahluk lain. Nah yang berada di atas apa? Yang berada di atas adalah Ahlak yang luhur. Lafadl “khuluqun” merupakan jama’ dari lafadl “ahlakun”.

Maka jelas sudah betapa Allah bersungguh-sungguh memuji Nabi Muhammad SAW. Maka seyogyanya kita sebagai umat dari Nabi Muhammad yang menghamba kepada Allah memuji beliau, mencintai beliau dan meneladani beliau dalam kehidupan sehari-hari.