Your Ad Here

Senin, 27 Oktober 2008

Sholawat Tarhim


Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
duhai pemimpin para pejuang, ya Rasulullah
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
duhai penuntun petunjuk Ilahi, duhai makhluk yang terbaik
Shalawat dan salam semoga tercurahkan atasmu
Duhai penolong kebenaran, ya Rasulullah
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
Wahai Yang Memperjalankanmu di malam hari Dialah Yang Maha Melindungi
Engkau memperoleh apa yang kau peroleh sementara semua manusia tidur
Semua penghuni langit melakukan shalat di belakangmu
dan engkau menjadi imam
Engkau diberangkatkan ke Sitratul Muntaha karena kemulianmu
dan engkau mendengar suara ucapan salam atasmu
Duhai yang paling mulia akhlaknya, ya Rasulullah
Semoga shalawat selalu tercurahkan padamu, pada keluargamu dan sahabatmu.


Mungkin sudah jarang terdengar ditempat Anda. Padahal kalau kita resapi maknanya.. Luar biasa. Tidakkah kita tertarik untuk mengamalkannya??

Rabu, 22 Oktober 2008

Tidak Mengkafirkan Sesama Muslim

Dikalangan kaum muslimin masih terdapat sebagian orang yang terlalu mudah melontarkan tuduhan kafir, musyrik, fasik dan sebagainya terhadap orang muslim lain hanya karena berbeda perndapat mengenai masalah-masalah tertentu. Sikap demikian disebabkan oleh kurangnya pengertian tentang hukum Syariat Islam. Atau mungkin orang yang dituduh itu dianggap tidak melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana yang dituntut oleh agama. Atau bisa juga tuduhan itu muncul dari sikap fanatic akibat taqlid buta dalam menghayati agama.

Jika sikap gegabah itu disebabkan karena kurangnya pengertian tentang hukum syari’at islam, cara mengatasinya tidak begitu sulit, yaitu dengan cara memberikan pengertian mengenai prinsip-prinsip ajaran agama islam dan hukum-hukum syari’at islam. Kalau disebabkan perasaan tidak puas melihat orang lain tidak melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, motivasi ini baik, tetapi tidak diarahkan menurut jalur yang semestinya. Ia lupa bahwa untuk mendorong orang lain melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar diperlukan cara-cara bijaksana dan tidak jemu-jemu memberikan peringatan dengan cara yang sebaik-baiknya. Jika ia merasa perlu berdiskusi maka diskusipun dengan cara yang baik. Sebagaimana tuntunan Alloh :


Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah** dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS An Nahl : 125)

**Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

Cara yang ditunjukkan oleh Al Qur’an itu lebih mudah dan lebih menjamin tercapainya kebijakan yang kita inginkan. Menempuh cara yang sebaliknya merupakan kekeliruan besar dan akan mendatangkan akibat fatal. Lain hal-nya kalau tuduhan kafir dilontarkan atas dasar fikiran ekstrim dan fanatisme taqlid buta. Persoalan tidak hanya sulit diatasi, bahkan amat membahayakan persatuan dan kesatuan umat islam. Lagi pula tidak sesuai dengan tuntunan Alloh dan teladan Rosul-Nya. Hal ini memerlukan pembahasan khusus, rumit dan mungkin berliku-liku, karena berkenaan dengan masalah kejiwaan, cara berfikir dan lain-lain.

Seorang yang menunaikan sholat dan kuajiban-kuajiban lainnya akan berusaha mengajak orang lain kejalan hidup lurus dan melakukan kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan Kitabulloh dan Sunnah Rosululloh. Orang yang demikian, tidak boleh diragukan keislamannya. Kalau dalam hal tertentu ia berbeda pandangan dengan kita karena tidak semadzhab dan kemudian kita tuduh kafir, sesungguhnya kita telah melakukan kesalahan besar, karena kita telah melakukan sesuatu yang dilarang Alloh.

Semua imam madzhab dan semua ulama diseluruh dunia islam telah bersepakat untuk melarang mengkafirkan kecuali jika ia mengingkari Alloh atau jelas-jelas mensekutukan-Nya dengan sesembahan lain atau mengingkari kenabian serta kerasulan Muhammad SAW, atau dengan sadar mengingkari sesuatu yang telah diwajibkan oleh agama Alloh atau mengingkari kitabulloh Al Qur’an dan sunnah Rosululloh yang diriwayatkan oleh hadits-hadits shohih yang kebenarannya telah diterima bulat oleh semua ulama islam.

Mengenai soal-soal yang diwajibkan oleh agama islam sebagai aqidah telah sama-sama diketahui. Yang terpokok adalah meyakini keesaan (Wahdaniyah) Alloh SWT, meyakini kenabian para rosul sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW, meyakini Nabi Muhammad SAW sebagai nabi penutup dan terakhir, meyakini kepastian datangnya hari kiamat saat seluruh manusia dibangkitkan kembali, meyakini adanya hisap, meyakini adanya surga dan neraka. Mengingkari soal-soal pokok tersebut baru bisa diartikan kufur. Alasan apapun tidak bisa diterima dari seorang muslim untuk mengatakan “saya tidak tahu” untuk masalah pokok tersebut, kecuali baru saja masuk islam. Akan tapi setelah diberitahu, diberi pengertian, tidak ada alas an lagi baginya untuk menolak keyakinan tentang masalah terebut.

Menetapkan “kekufuran” seseorang berdasarkan alasan-alasan selain tersebut diatas adalah tidak pada tempatnya dan sangat berbahaya. Dalam sebuah hadits berasal dari Abu Hurairoh ra. dan diriwayatkan oleh Al Bukhari, rosululloh bersabda (artinya), jika ada orang yang berkata kepada saudaranya; “hai kafir!” maka salah satu diantara dua orang itu adalah kafir.”

Yang dimaksud hadits tersebut adalah orang yang disebut kafir itu memang benar-benar kafir, atau jika yang disebut kafir itu orang muslim maka yang menyebut itu sendirilah yang telah berbuat kufur.

Menilai kekufuran seseorang tidak boleh dilakukan oleh siapapun kecuali atas dasar dalil-dalil hukum syara’ yang sah. Menetapkan kekufuran seseorang berdasarkan dugaan yang tidak terbukti kebenarannya menurut syara’, atau hanya berdasarkan dugaan, sangkaan atau perkiraan belaka, sama sekali tidak dibenarkan oleh agama. Mengobral tuduhan semacam itu pasti akan mengacaukan keadaan dan merusak persatuan umat islam, bahkan orang lain enggan mendekati kebenaran Islam.

Seorang muslim yang berbuat maksiatpun tidak boleh dituduh sebagai kafir selagi ia masih tetap beriman dan mengikrarkan dua kalimah syahadat. Sebuah hadits dari Anas bin Malik ra. Rosululloh saw bersabda (artinya) “Tiga perkara termasuk pokok keimanan; 1. Tidak memusuhi orang yang telah mengucapkan “Tiada Tuhan selain Alloh” (la ilaaha illalloh) dan tidak mengkafirkannya karena berbuat dosa dan tidak mengeluarkannya dari Isalm karena suatu perbuatan. 2. Perjuangan berlaku terus sejak Alloh mengutusku hingga saat umatku yang terakhir memerangi dajjal. Perjuangan itu tidak boleh ditiadakan oleh orang yang dzolim ataupun oleh orang adil. 3. Meyakini takdir Ilahi (HR Abu Dawud).

Imam Al Haramain (Abdul Ma’ali Al-Juwaini) mengatakan; Seandainya ada yang minta kepada saya supaya merumuskan hukum syara’ yang dapat dijadikan dasar untuk menetapkan kekufuran seseorang, pasti saya jawab; Itu merupakan fikiran yang tidak pada tempatnya. Sebab persoalan itu terlalu jauh jangkauannya, persoalan gawat yang pemecahannya harus bersumber pada prinsip tauhid dan orang yang ilmunya tidak mencapai puncak hakekat kebenaran, ia tidak akan memperoleh dalil-dalil pemikiran yang kokoh.

Imam ‘Ali bin Abi Tholib ra. ketika ditanya sahabatnya tentang kedudukan kaum khowarij; Apakah mereka itu orang-orang kafir?, beliau menjawab; Bukan, mereka justru orang-orang yang menjauhkan diri dari kekufuran. Apakah mereka itu orang munafik? Beliau menjawab; Bukan, orang-orang munafik hanya sedikit berdzikir (menyebut nama Alloh), mereka justru orang-orang yang banyak berdzikir. Lantas apa mereka itu? Beliau menjawab; Mereka adalah orang yang dilanda fitnah sehingga menjadi buta dan tuli.

Al Buhkari mengetengahkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh oleh Abu Dzibyan, bahwa Usamah bin Zaid berkata (artinya) “Pada suatu peperangan, Rosululloh SAW memerintahkan kami menyergap tempat persembunyian musuh. Setelah mereka kalahkan, ada satu orang yang coba melarikan diri. Aku bersama seorang Anshor mengejarnya, tetapi setelah kami tangkap, ia mengucapkan La ilaaha illalloh. Karena temanku tidak mau membunuhnya, kuhujamkan tombakku kepada orang dari pasukan musuh itu hingga mati. Ketika aku menghadap Rosululloh SAW, ternyata beliau telah mendengar berita kejadian itu. Beliau bertanya; “Hai Usamah, benarkah engkau telah membunuhnya setelah dia mengucapkan La ilaha illalloh? Aku menjawab; Ya Rosululloh, ia hanya bermaksud menyelamatkan diri. Rosululloh bertanya lagi; Apakah engkau membelah hatinya, hingga engkau tau dia itu benar atau bohong? Selanjutnya Usamah berkata, sejak saat itu aku tidak membunuh lagi orang yang telah mengucapkan La ilaha illalloh.”

(HMH Al Hamid Al Husaini, Pembahasan Tuntas Perihal Khilafiyah, 1997)

Kamis, 16 Oktober 2008

Sholawat Munjiyat

Text lengkap (pdf)
Allohumma sholli ‘ala sayyidina Muhammadin sholatan tunjina biha min jami’il-ahwali wal-afati wa taqdi lana biha jami’al-hayati wa tuthohhiruna biha min jami’is-sayyi’ati wa tarfa’una biha ‘indaka a’lad-darojati wa tuballighuna biha a’qsol-ghoyati min jami’il-khoiroti fil-hayati wa ba’dal-mamat

Artinya: “Ya Alloh, limpahkanlah kepada Junjungan kami Nabi Muhammad saw, yang dengannya Engkau akan menyelamatkan kami dari semua keadaan yang menakutkan dan membahayakan , dengan rahmat itu, Engkau akan mendatangkan hajat kami dan membersihkan semua kejelekan kami, mengangkat kami pada derajat tertinggi, menyampaikan kami pada puncak tujuan, dari semua kebaikan di waktu hidup dan sesudah mati”.

Senin, 06 Oktober 2008



Bismillahirrohmanirrokhim itu termasuk salah satu ayat dari surat Al Fatihah. Dan membaca Al Fatihah termasuk rukun sholat. Membaca Al Fatihah tanpa Bismillahirrohmanirrokhim berarti belum sempurna membaca rukun Al Fatihah dan belum menyempurnakan berarti belum sah sholatnya. Maka membacanya wajib.
Diriwayatkan oleh Abi Hurairoh RA, beliau berkata, telah bersabda Rosululloh saw yang artinya “Apabila kalian membaca Alhamdulillah, maka bacalah Bismillahirrohmanirrohim, sesungguhnya itu Ummul Qur’an, Ummul Kitab dan assab’ul matsaani (Al fatihah) dan Bismillahirrohmanirrokhim itu termasuk ayatnya” (HR Addaruquthni)
Menurut Sunnah Rosul, pembacaan Bismillahirrohmanirrokhim harus dijaharkan (dikeraskan). Sebagaimana keterangan Hadits Nabi saw, diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar RA, beliau berkata, artinya : “Aku pernah sholat di belakang Rosulluloh saw dan dibelakang Abu Bakar RA dan pernah pula sholat dibelakang ‘Umar RA. Dan beliau-beliau menjaharkan Bismillahirrohmanirrokhim”.
Dan diriwayatkan dari ‘Aisyah RA, artinya : “Bahwa Rosululloh saw menjaharkan Bismillahirrohmanirrokhim” (HR Ibnu Sayyidinnaas)
Dan diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, artinya: “Bahwa Nabi SAW senantiasa menjaharkan pada dua surat dengan Bismillahirrohmanirrokhim” (HR. Addaruquthni)
Dari Jabir RA, beliau berkata, artinya : “Bagaimana cara membaca, apabila kamu telah berdiri sholat? Jawabku : Aku baca Alhamdulliahi robbil ‘alamiin, Nabi bersabda : Ucapkan olehmu Bismillahirrohmanirrokhim”.
Diriwayatkan oleh Syayyidina Umar RA, artinya : “Bahwa Nabi saw adalah beliau bila berdiri sholat, maka ketika akan membaca, diucapkannyalah Bismillahirrohmanirrokhim” (HR Ibnu ‘Abdil Bar)
Diriwayatkan dari Syayyidina ‘Ali bin Abitholib dan Amaar bin Yasir RA, artinya: “Bahwa Nabi saw, adalah menjaharkan pada sholat fardhu dengan Bismillahirrohmanirrokhim”.
Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung, yaitu orang yang selalu lebih baik dari waktu kewaktu.

Rabu, 24 September 2008

Animasi Basmallah (2)

ada beberapa (koleksi1, koleksi2, kolesi3, koleksi4, koleksi5, koleksi6)

ada beberapa (koleksi1, koleksi2, kolesi3, koleksi4, koleksi5, koleksi6)

Selasa, 23 September 2008

Doa Bulan Romadhon


artinya: "Wahai Tuhanku, para peminta telah berdiri dipintu-Mu dan tidak layak dibiarkan oleh-Mu, perahu orang-orang miskin terlah berdiri di atas pantai lautan kemuliaan-Mu, semua mengharapkan lewatnya waktu rahmat dan nikmat-Mu. Wahai Tuhanku, jika Engkau tidak memuliakan di dalam bulan yang mulia ini, kecuali kepada orang-orang yang ikhlas kepada-Mu melakukan puasa, lalu bagaimanakah orang yang bergelimpangan dengan dosanya. Wahai Tuhanku, bila Engkau tidak memahami kecuali kepada orang-orang yang beramal, lalu bagaimana pula bagi yang tidak beramal. Wahai Tuhanku, beruntunglah orang-orang yang melakukan puasa dan berbahagialah orang-orang yang beribadah didalam harinya, maka rahmatilah dengan rahmat dari-Mu, bahagiakanlah kami dengan anugerah dan belas kasih-Mu, ampunilah kami semua dengan rahmat-mu, wahai Dzat yang paling belas kasihan. Semoga Alloh melimpahkan sholawat dan salam atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW, sekeluarga dan para sahabat beliau. Semoga segala puji bagi Alloh, Tuhan semesta alam."



Senin, 22 September 2008

Animasi BASMALLAH (128 x 160 pixel)

jika menginginkan koleksi yang lainnya (ada beberapa), silahkan download disini dan disini.

Jumat, 12 September 2008

Bacaan Barzanji (Habib Ali)

Dari beberapa file audio yang kami posting disini ternyata File Barzanji Jamuro Surakarta ternyata banyak sekali peminatnya. Kebetulan beberapa waktu yang lalu dikasih teman VCD pembacaan Barzanji yang lainnya dan sudah kami ambil file audionya saja. Nggak ada salahnya jika kami posting juga. Semoga aja banyak yang tertarik untuk download.

Jumat, 05 September 2008

Ad Diba'i

Ad Diba'i (file1 dan file 2, kedua file ini satu kesatuan), satu karya Mawlid yang masyhur dalam dunia Islam ialah Mawlid yang dikarang oleh seorang ulama besar dan ahli hadits iaitu Imam Wajihuddin 'Abdur Rahman bin Muhammad bin 'Umar bin 'Ali bin Yusuf bin Ahmad bin 'Umar ad-Diba`ie asy-Syaibani al-Yamani az-Zabidi asy-Syafi`i.

Beliau dilahirkan pada 4 haribulan Muharram tahun 866H dan wafat hari Jumaat 12 Rajab tahun 944H. Beliau adalah seorang ulama hadits yang terkenal dan tiada tolok bandingnya pada masa hayatnya. Beliau mengajar kitab Shohih Imam al-Bukhari lebih dari 100 kali khatam. Beliau mencapai darjat Hafiz dalam ilmu hadits iaitu seorang yang menghafal 100,000 hadits dengan sanadnya. Setiap hari beliau akan mengajar hadits dari masjid ke masjid. Di antara guru-gurunya ialah Imam al-Hafiz as-Sakhawi, Imam Ibnu Ziyad, Imam Jamaluddin Muhammad bin Ismail, mufti Zabid, Imam al-Hafiz Tahir bin Husain al-Ahdal dan ramai lagi. Selain daripada itu, beliau juga seorang muarrikh, yakni ahli sejarah, yang terbilang. Di antara kitab karangannya ialah:-

* "Taisirul Wusul ila Jaami`il Usul min Haditsir Rasul" yang mengandungi himpunan hadits yang dinukil daripada kitab hadits yang 6.
* "Tamyeezu at-Thoyyib min al-Khabith mimma yaduru 'ala alsinatin naasi minal hadits" sebuah kitab yang membezakan hadits sahih dari selainnya seperti dhaif dan maudhu.
* "Qurratul 'Uyun fi akhbaril Yaman al-Maimun".
* "Bughyatul Mustafid fi akhbar madinat Zabid".
* "Fadhail Ahl al-Yaman".

sumber: http://bahrusshofa.blogspot.com/search/label/Mawlid 1

BURDAH

Burdah (audio dan text pdf) yang selama ini kita kenal tidak hanya tertuju kepada gubahan-gubahan al-Bushiri. Burdah ternyata juga memiliki akar yang kuat dalam budaya dan kesejarahan sastra di masa Rasulullah SAW.

A. Burdah Masa Nabi Muhammad saw.

Barangkali, selama ini kita, kalangan pesantren, hanya mengenal Burdah karya al-Bushiri semata. Padahal, ada kasidah Burdah lain yang muncul jauh sebelum al-Bushiri lahir (abad ke tujuh H, atau abad tiga belas M.). Kasidah itu adalah bait-bait syair yang di gubah oleh seorang sahabat yang bernama lengkap Ka’ab bin Zuhair bin Abi Salma al-Muzny. Sebagai ungkapan persembahan buat Nabi Muhammad Saw. Ka’ab termasuk salah seorang Muhadrom, yakni penyair dua zaman: Jahiliyah dan Islam.

Ada kisah menarik dibalik kemunculan Burdah Ka'ab bin Zuhair ini. Mulanya, ia adalah seorang penyair yang suka menjelek-jelekkan Nabi dan para sahabat dengan gubahan syairnya, kemudian ia lari untuk menghindari luapan amarah para sahabat Nabi.

Pada peristiwa Fathu Makkah (penaklukan kota Mekah), saudara Ka'ab yang bernama Bujair bin Zuhair berkirim surat padanya yang berisikan antara lain: anjuran agar Ka'ab pulang dan menghadap Rasulullah. Ka'ab-pun kembali dan bertobat. Lalu ia berangkat menuju Madinah dan menyerahkan dirinya kepada Rasul melalui perantaraan sahabat Abu Bakar. Diluar dugaan Ka'abb, ia justru mendapat kehormatan istimewa dari baginda. Begitu besarnya penghormatan itu, sampai-sampai Rasul rela melepaskan Burdah (jubah yang terbuat dari kain wol/sufi)nya dan memberikannya pada Ka'ab.

Dari sini, Ka'ab kemudian menggubah qasidah madahiyah (syair-syair pujaan) sebagai persembahan pada baginda Nabi yang terkenal dengan nama kasidah “Banat Su’ad� (Wanita-wanita Bahagia.) Kasidah ini terdiri dari 59 bait, dan disebut juga kasidah Burdah. Di antara prosa berirama gubahan Ka'ab adalah Aku tahu bahwa Rasul berjanji untuk memaafkanku/dan pengampunannya adalah dambaan setiap insan/Dia adalah pelita yang menerangi mayapada/pengasah pedang-pedang Allah yang terhunus

Burdah (jubah) pemberian Nabi itu, kemudian dibeli oleh sahabat Mu’awiyah bin Abi Sufyan dari putra Ka’ab. Dan biasa dipakai oleh khalifah-khalifah setelah Mu’awiyah pada hari-hari besar.

B. Burdah Al-Bushiri

Kasidah Burdah karya Syaikh al-Bushiri, adalah salah satu karya sastra Islam paling populer. Ia berisikan sajak-sajak pujian kepada Nabi Muhammad Saw. yang biasa dibacakan pada setiap bulan maulid/Rabiul Awal, bahkan di beberapa belahan negeri Islam tertentu, Burdah kerapkali dibacakan dalam setiap even.

Sajak-sajak pujian untuk Nabi dalam kesusastraan Arab di masukkan dalam genre (bagian) al-madaih al-Nabawiyah. Sedang dalam kesusastraan Persia dan Urdu, dikenal sebagai kesusastraan na’tiyah (bentuk plural na’t yang berarti pujian). Dalam tradisi sastra Arab, al-mada’ih atau na’tiyah mula-mula ditulis oleh Hasan ibnu Tsabit, Ka’ab bin Malik dan Abdullah bin Rawahah. Sedang yang paling terkenal ialah Ka’ab bin Zuhair.

Pada abad ke-11 H., muncul seorang penyair al-madaih terkemuka, Sa’labi, yang juga seorang kritikus sastra. Namun munculnya al-Bushiri dengan Burdahnya, sebagaimana munculnya karya Majduddin Sana’i dalam bahasa Persia, al-madaih atau na’tiyah mencapai fase baru, yaitu tahapan sufistik, karena bernuansa nafas tasawuf. Lahirnya karya kedua penyair ini yang membuat puisi al-madaih berkembang pesat dalam kesusastraan Islam. Khusus karya al-Bushiri, selain sangat populer, ia juga sangat besar pengaruhnya terhadap kemunculan berbagai bentuk kesenian umat Islam. Karya al-Bushiri juga memberikan pengaruh yang tidak sedikit dalam mengoptimalkan metode dakwah Islamiyah, pendidikan dan ilmu retorika (ilmu Badi’ )

Nama Burdah muncul setelah pengarangnya mengemukakan latar belakang penciptaan karya monumentalnya ini. Ketika al-Bushiri mendapat serangan jantung, sehingga separuh tubuhnya lumpuh, dia berdoa tak henti-hentinya sembari mencucurkan air mata, mengharapkan kesembuhan dari Tuhan. Kemudian dia membacakan beberapa sajak pujian. Suatu saat dia tidak dapat menahan kantuknya, lantas tertidur dan bermimpi. Dalam mimpinya, ia berjumpa Nabi Muhammad saw. Setelah Nabi menyentuh bagian tubuhnya yang lumpuh, beliau memberikan jubah sufi (Burdah) kepada al-Bushiri “Kemudian aku terbangun dan kulihat diriku telah mampu berdiri seperti sediakala� ujar Syekh al-Bushiri.

Awalnya, al-Bushiri memberi nama karyanya ini dengan nama kasidah Mimiyah, karena bait-bait sajaknya diakhiri dengan huruf Mim, selanjutnya kasidah ini dikenal dengan kasidah Bara’ah, sebab menjadi cikal bakal sembuhnya sang pujangga dari kelumpuhannya. Hanya saja nama “kasidah Burdah� lebih populer di kalangan umat Islam dibanding sebutan yang lain.

Kasidah Burdah terdiri atas 162 sajak dan ditulis setelah al-Bushiri menunaikan ibadah haji di Mekkah. Dari 162 bait tersebut, 10 bait tentang cinta, 16 bait tentang hawa nafsu, 30 tentang pujian terhadap Nabi, 19 tentang kelahiran Nabi, 10 tentang pujian terhadap al-Qur’an, 3 tentang Isra’ Mi’raj, 22 tentang jihad, 14 tentang istighfar, dan selebihnya (38 bait) tentang tawassul dan munajat.

Kasidah Burdah telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dunia; seperti Persia, India, Pakistan, Turki, Urdu, Punjabi, Swahili, Pastun, Indonesia, Sindi dan lain-lain. Di Barat, ia telah diterjemahkan antara lain ke dalam bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Spanyol dan Italia.



Buletin Istinbat, Edisi Khusus Bulan R. Awal 1425 H

Kamis, 04 September 2008

MP3 Adzan

Bukan hal aneh jika disebutkan kata Adzan. Tapi nggak ada salahnya kami sajikan, siapa tahu ada yang mau ngajari keponakan atau putra-putrinya Adzan. Kami ada koleksi beberapa jenis, tapi saat ini kami sampaikan salah satunya saja.

Simthud Duror

Simthud Duror merupakan salah satu bacaan Maulid yang juga banyak digunakan oleh orang-orang Ahlussunnah Wal Jamaah di Indonesia, disamping Maulid Barzanji dan Maulid Ad Dibai serta yang yang lainnya.
Simthud Duror, karya Al Habib Al Imam Al Allamah Ali bin Muhammad bin Husain Al Habsyi (1259 - 1333H/1839 - 1913 M). Simthud Duror fi Akhbaar Maulid Khairil Basyar wa Maa Lahu min Akhlaaq wa Aushaaf wa Siyar (Untaian Mutiara Kisah Kelahiran Manusia Utama; Akhlaq, Sifat dan Riwayat Hidupnya).
Pada posting yang sebelumnya kami sajikan file Simthud Duror dengan ukuran yang lumayan besar sehingga agak menyulitkan pada proses downloadnya. Berikut ini kami sajikan yang sudah dikompres, dengan konsekwensi kualitasnya memang agak turun. Tapi semoga tidak mengurangi kenyamanan saat menikmatinya.

Mengenal Pengarang Maulid Al Barzanji

Sayyid Ja'far bin Hasan bin Abdul Karim bin Muhammad bin Rasul Al Barzanji, pengarang Maulid Barzanji, adalah seorang ulama besar keturunan Nabi Muhammad SAW dari keluarga Sadah Al Barzanji yang termasyur, berasal dari Barzanj di Irak. Beliau lahir di Madinah Al Munawwaroh pada 1126 H (1714M). Datuk-datuk Sayyid Ja'far semuanya ulama terkemuka yang terkenal dengan ilmu dan amalnya, keutamaan dan keshalihannya. Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki dalam Hawl al-Ihtifal bi Dzikra al-Mawlid an-Nabawi asy-Syarif pada halaman 99 menulis sebagai berikut: "Al-Allamah Al-Muhaddits Al-Musnid As Sayyid Ja'far bin Hasan bin Abdul Karim Al Barzanji adalah mufti Syafi'iyyah di Madinah Al Munawwaroh. Terdapat perselisihan tentang tahun wafatnya. Sebagian menyebutkan, beliau meninggal pada tahun 1177H (1763M). Imam Az-Zubaid dalam Al-Mu'jam Al-Mukhtash menulis, beliau wafat tahun 1184 H (1770M). Imam Az-Zubaid pernah berjumpa beliau dan menghadiri majelis pengajiannya di Masjid Nabawi yang Mulia.
Beliau adalah pengarang kitab Maulid yang termasyur dan terkenal dengan nama Mawlid al Barzanji. Sebagian ulama menyatakan nama karangannya tersebut adalah 'Iqd al-Jawhar fi Mawlid an-Nabiyyil Azhar. Kitab Maulid karangan beliau ini termasuk salah satu kitab maulid yang paling populer dan paling luas tersebar ke pelosok negeri Arab dan Islam, baik Timur maupun barat. Bahkan banyak kalangan Arab dan non-Arab yang menghafalnya dan mereka membacanya dalam acara-acara keagamaan yang sesuai. Kandungannya merupakan Khulasah (ringkasan) sirah nabawiyah yang meliputi kisah kelahiran beliau, pengutusannya sebagai rosul, hijrah, akhlaq, peperangan hingga wafatnya"

Jumat, 15 Agustus 2008

Barzanji JAMURO Surakarta

Rekaman pembacaan Barzanji oleh JAMURO Surakarta (Jamaah Muji Rosul, Surakarta).

Sholawat Nariyah

Sholawat Nariyah

Bacaan Qunut

Bacaan Qunut

Adzan

Siapa tahu mau ngajari putra-putrinya tentang bacaan Adzan.

Bacaan Tahlil

Walaupun sudah umum, nggak ada salahnya kami tampilkan bacaan HUKUM TAHLIL.Shodaqoh dan Tahlil
Sedangkan isi bacaan TAHLIL.
Ziarah Kubur dan Talqin Mayit.

Bid'ah

Banyak yang pada bilang bid'ah, apa sebenarnya bid'ah itu ?

Ahlusunah Waljamaah

Apa itu Ahlusunah Waljamaah ?

Rabu, 13 Agustus 2008

SimtuthDuror

Filenya sengaja kami pecah-pecah ( jadi 14 file) biar nggak terlalu besar dan memudahkan dalam proses downloadnya

SimtuthDuror1
SimtuthDuror2
SimtuthDuror3
SimtuthDuror4
SimtuthDuror5
SimtuthDuror6
SimtuthDuror7
SimtuthDuror8
SimtuthDuror9
SimtuthDuror10
SimtuthDuror11
SimtuthDuror12
SimtuthDuror13
SimtuthDuror14

Alqur'an

Bagi yang menginginkan Al Qur'an dalam bentuk file pdf (acrobat), kebetulan aku pernah dapet dari sebuah situs (tapi lupa alamatnya), bisa diambil disini

Bacaan Sholawat Muhammad Rosululloh

Assalamu'alaikum ww. wb.
Bagi yang senang dengan sholawatan berikut mungkin bisa jadikan salah satu tambahan pengetahuan.

SHOLAWAT Muhammad Rosululloh

Silahkan didownload, dibaca, diresapi dan ..... Monggo silahkan..

Senin, 11 Agustus 2008

Tahlil

Tahlil dan sholawat, sebuah kata yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan sangking seringnya, sehingga jarang kita merasakan apa-apa jika mendengar kata-kata tersebut. Atau bahkan ada yang yang nggak/kurang paham dengan kata tersebut. Dan saya yakin bagi yang pahampun, pasti berbeda-beda persepsi dan tanggapannya terntang kata tersebut. Apalagi jika ada akhiran "-AN" pada kata-kata tersebut sehingga menjadi "TAHLILAN dan SHOLAWATAN". Semakin bervariasi lagi tanggapan, persepsinya...
Bagaimana dengan Anda... ??